Rabu, 27 Juli 2016

Review Assassin’s Creed : Sayur tanpa garam





Review Assassin’s Creed : Sayur tanpa garam

Bagi kalian semua pencinta Assassin’s Creed belum lengkap rasanya bila belum pernah memainkan versi pertama dari franchise Assassin’s Creed. Hal itu jelas karena dari memainkan game ini kita akan tau seluk beluk bagaimana assassin itu tercipta dan bagaimana asalnya

Cerita ini dimulai dari sosok bernama Desmond Miles. Ia adalah keturunan assassin yang di pakai untuk mengetahui sejarah seluk beluk sejarah assassin dengan alat yang dinamakan animus yang digerakkan oleh perusahaan Templar (musuh utama assassin)bernama abstergo. Mau tidak mau desmond pun bermain sebagai leluhurnya bernama Altair ibn Lahad di timur tengah yang menghadapi suasana perang salib. Bagaimanakah nasib Desmond setelah mengetahui leluhurnya tersebut ? anda dapat mengetahuinya dengan bermain Assassin’s Creed ini
Mengapa sub judul kali ini bernama sayur tanpa garam ? karena jika anda benar benar merupakan fans serial Assassin’s Creed ini, benar-benar sangat diwajibkan bagi anda semua untuk memainkan game yang satu ini


Dari segi graphic hanya satu kesalahan fatal yang sebenarnya harus diperbaiki, yaitu tiadanya subtitle. Subtitle sendiri merupakan kebutuhan dasar yang sangat dibutuhkan bagi mereka yang tidak terbiasa mendengar orang berbicara subtitle bahasa inggris seperti gue (-_-). Namun untuk skala game yang rilis di tahun 2008 merupakan game yang sangat ciamik. Sangat direkomendasikan yang mempunyai PC dengan kualitas Low Spec dan butuh bermain game bagus ini lah gamenya

Hal yang menjengkelkan dari game ini adalah aksi sandiwara antara altair dan cabang bureau assassin yang tidak bisa di-skip. Hal ini merupakan hal yang paling menyebalkan bagi mereka yang memulai game ini dari awal lagi.

Dari segi Gameplay, game ini mengusung genre Open World yang membuat pemainnya dapat menjelajahi kota dengan leluasa dan bebas. Namun bebas disini bukan yang dimaksud bebas Melakukan apa saja seperti membunuh orang tak berdosa karena hal itu menentang kredo assassin. Namun sebagai gantinya and dapat membunuh penjaga-penjaga atau polisi-polisi yang ada di kota tersebut dengan bebas

Gaya bertarung di game ini juga merupakan cikal bakal dari metode Free-Flow yang dipopulerkan oleh Batman Arkham Asylum. Namun gaya bertarungnya masih generic yaitu anda bisa membunuh musuh secara instan hanya dengan mengcounter-attack serangan musuh. Metode ini merupakan metode yang paling efektif daripada membunuh musuh dengan cara menekan tombol efek secara terus-menerus

Konsep assassin yang mengendap-endap juga merupakan hal yang diunggulkan disini. Ada mekanik eagle vision yang di seri pertama ini tampak cukup useless selain misinya harus menggunakan mekanik tersebut. Membunuh secara diam-diam dengan menggunakan hidden blade tanpa diketahui oleh musuh merupakan tujuan primer dalam beberapa misi, namun bagi anda yang lebih menyukai metode menyerang secara terang-terangan masih bisa ditolerir oleh Altair

Secara Overall game ini merupakan game yang cukup menyenangkan untuk dimainkan dan memulai ketertarikan anda untuk game Assassin’s Creed lainnya
#7daysBlogging
#7hariBlogging
#TantanganBloggerPeniti
#7daysPenitiBlogging

Tidak ada komentar:

Posting Komentar